NUTRISI DAN MANAJEMEN
PAKAN
Ikan lele dapat dipelihara dikolam
semen atau tanah. Padat penebaran bibit bervariasi antara 150 ekor sampai 300
ekor per m2. Ukuran bibit yang ditebar juga bervariasi ada yang menebar bibit
berukuran 3 – 5 cm, tapi ada juga yang menebar bibit berukuran besar 10 – 12
cm. Besarnya ukuran benih akan menentukan lamanya pemeliharaan lele hingga
mencapai ukuran panen. Benih ukuran 3 – 5 cm membutuhkan waktu 90 – 100 hari
hingga mencapai 85 – 100 gr per ekor, sedangkan benih ukuran 10 cm hanya butuh
waktu 35 – 45 hari hingga mencapa ukuran yang sama.
Jenis kolam semen atau tanah tidak berpengaruh
terhadap lama pemeliharaan. Tetapi jenis kolam biasanya berpengaruh terhadap
kepadatan tebar bibit. Pada kolam semen jumlah bibit yang ditebar biasanya lebih
tinggi dibandingkan kolam tanah. Pada kolam tanah bibit yang ditebar biasanya
berukuran lebih besar dibanding kolam semen. Pada kolam semen bibit yang
ditebar biasanya berukuran 3-5 cm sampai 7-9 cm, sedangkan pada kolam tanah
bibit yang ditebar minimum 7-9 cm.
Bibit yang digunakan harus berasal dari sortiran yang
sama. Bibit lele biasanya mengalami 3 kali sortiran dipembibitan ikan. Bibit
yang baik .berasal dari sortiran pertama dan kedua. Bibit hasil sortiran ketiga
biasanya pertumbuhannya lambat. Jika bibit tidak berasal dari sortiran yang
sama maka pada saat pembesaran laju pertumbuhan ikan tidak seragam. Dalam waktu
1 – 1,5 bulan akan mulai terlihat bibit yang tumbuh sangat cepat dan bibit yang
tumbuh lambat. Ikan yang tumbuh sangat cepat akan menekan ikan-ikan kecil dalam persaingan makan. Akibatnya ikan yang kecil akan semakin
terhambat pertumbuhannya. Akibatnya pada
saat panen akan didapat ukuran ikan yang lebih kecil dari 70 gr dan lebih besar
dari 120 gr. Akibatnya biaya produksi
akan meningkat sebab jumlah panen berkurang dan biaya bibit untuk menghasilkan
1 kg daging jadi naik. Bahkan untuk ikan
yang beratnya kurang dari 50 gr biasanya dibesarkan lagi hingga mencapai 80 gr. Jika dihitung dengan cermat maka biaya untuk
membesarkan ikan tahap kedua ini tidak ekonomis . Keragaman ukuran panen tidak disebabkan oleh
pakan, tetapi terutama disebabkan oleh mutu benih yang tidak sama.
Kebutuhan
Nutrisi Untuk Ikan
Protein
-
Memiliki
fungsi sebagai sumber energi dan bahan penyusun jaringan tubuh.
-
Sebagai
bahan penyusun vitamin , hormon dan antibodi.
-
Protein
terdiri dari komposisi asam amino, mutu
pakan ditentukan oleh komposisi asam aminonya, bukan jumlah proteinnya.
-
Jika makanan
tidak cukup proteinnya àikan akan terus makan hingga
proteinnya terpenuhi.
-
Jika makanan
mengandung protein lebih tinggi dari kebutuhan, maka akan dibuangsebagai
energi.
Lemak
-
Merupakan
sumber energi yang utama, tetapi dalam pakan harus disesuaikan keseimbangannya
dengan sumber energi yang lain.
-
Jika lemak
dalam pakan terlalu tinggi, maka ikan akan berhenti makan sehingga asupan lemak
dari pakan juga akan terhenti.
-
Jika lemak
terlalu banyak, maka akan terkumpul diorgan dalam sehingga bisa menyebabkan
fatty liver à berbahaya.
Karbohidrat
-
Merupakan
sumber energi yang paling murah tetapi ikan terbatas dalam memanfaatkannya.
-
Energi dari
karbohidrat bisa ditingkatkan dan dimanfaatkan oleh ikan jika pakan dibuat
menjadi pakan apung.
Vitamin dan Mineral
-
Dibutuhkan
dalam jumlah sedikit tetapi harus ada dalam pakan.
-
Kekurangan
salah satu vitamin dan mineral bisa menyebabkan defisiensi, sebaliknya jika berlebihan
akan dibuang oleh tubuh, sehingga ongkos produksi pakan meningkat.
Manajemen Pemberian Pakan
1.Tabel
Pemberian Pakan.
Kita bisa mengatur jumlah pemberian pakan ikan dengan
memakai tabel pemberian pakan. Yang
dimaksud dengan tabel pemberian pakan adalah prosentase pemberian pakan
terhadap biomass ikan di kolam. Kesulitan pemakaian tabel pemberian pakan adalah kita harus selalu memantau perkembangan
ikan dan menyesuaikan jumlah pakan yang diberikan sesuai dengan berat tubuh dan
jumlah ikan di kolam. Selain karena sifat ikan lele yang rakus, pendugaan
jumlah ikan dalam kolam juga sulit dilakukan.
Kondisi air yang keruh dan sifat kan yang cenderung menggerombol sangat
menyulitkan pendugaan jumlah ikan.
Jumlah kematian ikan terjadi pada saat ikan masih kecil ( usia < 1
bulan ), maka pendugaan populasi ikan setelah umur > 1 bulan dapat dilakukan, terutama jika
kematiannya cukup besar.
2.Penerapan
Kekenyangan 90 %
Ikan lele mempunyai kecendrungan kondisiselalu lapar,
maksudnya setiap kali diberi makan ikan lele memberi reaksi positif. Pemberian pakan ad libitum atau makan sekenyangnya sulit dilakukan, sebab ikan akan
selalu tampak lapar . Hal ini
menyebabkan pemberian pakan akan berlebihan.
Untuk mencegah overfeeding ( kelebihan pakan ) maka jumlah pakan yang
diberikan harus dibatasi, ikan diberi makan secukupnya . Salah satu cara adalah dengan mengurangi
jatah pemberian pakan sekenyangnya sebanyak kira-kira 10 %. Jika ikan terlihat kenyang deengan pemberian
20 kg maka jumlahnya dikurangi 10 % , tinggal 18 kg. Jumlah ini dipertahankan selama skitar 5
hari, lalu ditambah menjadi 20 kg hingga hari ke 10. Pada hari ke 11 pendugaan kekenyangan 100 %
harus dilakukan kembali seperti hari ke 1, setelah jumlah pakan ditemukan ,
makadikurangi 10 % untuk pemberian pakan hari ke 11 s/d 15. Dan pada hari ke 16 jumlah pakan kembali
ditambah 10 %. Demikian seterusnya
. Penentuan kekenyangan 100 % adalah :
jika pakan terahir yang kita berikan tidak habis dalam waktu 3 menit. Keuntungan
pemberian pakan dengan kekenyangan 90 % adalah :
-
Dari
penelitian ditemukan bahwa tingkat kekenyangan 80 – 100 % memiliki efek
pertumbuhan yang sama, sehingga ikan yang kenyang 80 % akan tumbuh sama baiknya
dengan ikan yang kenyang 100 %.
-
Kita tidak
perlu melakukan sampling rutin karena pendugaan biomass di kolam tidak
diperlukan untuk menentukan umlah pakan.
-
Menggunakan
pakan apung relatif lebih medah diterapkan metode ini karena pakan terlihat/
terpantau jika termakan atau tidak.
Hal – hal
yang perlu diperhatikan dalam menejemen pemberian pakan adalah :
-
Perhatikan
kondisi ikan dan kondisi lingkungan.
Jika ikan tidak memiliki nafsu makan, berarti ada sesuatu yang terjadi
(penyakit, lingkungan buruk).
-
Ikan
memerlukan oksigen untuk mencerna makanannya.
Jika kandungan oksigen turun, maka kurangijumlah pakan.
-
Kuangi makan
jika suhu air turun.
-
Pemberian
pakan dengan selang waktu 6 – 8 jam ( 2 kali sehari ) memiliki efisiensi pakan
yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar