Sabtu, 15 Desember 2018

IKAN LELE MUTIARA





 PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA

 IKAN LELE MUTIARA MELALUI 

APLIKASI VAKSIN DAN PROBIOTIK

DI PONDOK TREMAS, PACITAN






Pondok pesantren di Kabupaten Pacitan merupakan salah satu tempat yang cukup banyak diminati oleh masyarakat, salah satunya adalah Pondok Pesantren Tremas, yang berada di Ds. Tremas Kecamatan Arjosari Kab. Pacitan. Pondok Pesantren ini  dibangun di tengah-tengah perumahan penduduk. Pondok pesantren ini banyak memiliki santri namun belum memiliki usaha mandiri yang mampu untuk menambah keuangan.

Pondok Pesantren dipandang memiliki potensi besar dalam pembanguanan perikanan, yaitu di dalam mengembangkan agribisnis dan ketahanan pangan bagi masyarakat. Pondok Pesantren dengan tenaga-tenaga usia muda yang dimiliki merupakan SDM yang potensial tidak hanya dalam menyebarkan ilmu agama namun juga dalam penyebaran informasi dan inovasi-inovasi khususnya di bidang perikanan di dalam mengembangkan agribisnis dan mewujudkan ketahanan pangan.

Pengembangan perikanan melalui pondok pesantren merupakan potensi yang sangat menjanjikan. Mengingat letak pondok yang sangat strategis, dimana di lingkungan pondok banyak sekali warung makan - warung makan, dekat dengan pemukiman dan pasar. Wirausaha di bidang perikanan disamping untuk meningkatkan pendapatan juga dapat menambah gizi bagi makanan sehari-hari. Salah satu ikan yang sangat digemari oleh masyarakat adalah ikan lele karena rasanya enak dan mudah dibudidayakan. Kandungan gizi daging ikan lele dalam 500 gram lele mengandung 12 gram protein, energy 149 kalori, lemak 8,4 dan karbohidrat 6,4 gram (Riswanda, 2011). Umur panen ikan lele berkisar antara 3-4 bulan.

Salah satu kendala dalam budidaya ikan lele adalah tingkat kematian dalam usaha budidaya ikan lele yang relative tinggi sehingga menurunkan produktivitas dan pendapatan. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk memberikan penyuluhan dan ketrampilan dalam budidaya ikan lele serta pengenalan teknologi-teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan dalam usaha tersebut.

Probiotik dan vaksinasi lele merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit sehingga tingkat kematian ikan lele dapat berkurang. Oleh karena itu peneliti berinisiatif melakukan penelitian mengenai Penerapan Teknologi Budidaya Ikan Lele Mutiara Melalui Aplikasi Vaksin dan Probiotik. Dimana Lokasi penelitian tersebut di Pondok Pesantren Tremas, Ds. Tremas Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan.

A.       Sejarah Lele MUTIARA (Mutu Tiada Tara)
Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi sebagai unit pelaksana teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2010 mendapat mandat untuk melakukan penelitian pemuliaan ikan lele Afrika. Upaya pemuliaan ikan lele Afrika tersebut dilakukan melalui program seleksi individu dengan target karakter utama berupa peningkatan laju pertumbuhan bobot. Upaya pemuliaan tersebut diawali pada tahun 2010 melalui koleksi, karakterisasi dan evaluasi populasi-populasi induk pembentuk, dilanjutkan dengan pembentukan populasi dasar sintesis pada tahun 2011, pembentukan populasi generasi pertama pada tahun 2012, pembentukan populasi generasi kedua pada tahun 2013 dan pembentukan populasi generasi ketiga pada tahun 2014.
Hasil karakterisasi dan evaluasi performa menunjukkan bahwa ikan lele MUTIARA memiliki keunggulan performa budidaya yang lengkap sesuai dengan harapan para pembudidaya, antara lain (BPPI, 2014) :
ü  Laju pertumbuhan tinggi : 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih lain
ü  Lama pemeliharaan singkat : Lama pembesaran 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm
ü  Keseragaman ukuran relative tinggi: tahap produksi benih diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-80%
ü  Rasio konversi pakan (FCR = Feed Cnversion Ratio)  relative rendah : 0,5-0,8 pada pendederan dan 0,6-1,0 pada pembesaran
ü  Daya tahan terhadap penyakit relative tinggi : suhu 15-35 0C, pH 5-10, amoniak <3 mg/L, Nitrit < 0,3 mg/l, salinitas 0-10%
ü  Toleransi terhadap stress relative tinggI
ü  Produktivitas relative tinggi : produktivitas pada tahap pembesaran 15-70 % lebih tinggi daripada benih-benih strain lain
ü  Proporsi daging relative tinggi
ü  Porsi keuntungan usaha pada tahap pembesaran 200-900 % lebih tinggi disbanding benih-benih srain lain.

B.      Vaksin Hydrovac Pencegah Aeromonas Hydrophilla
Menurut Afianto dan Evi L (1992) bakteri Aeromonas sp umumnya hidup di air tawar terutama yang mengandung bahan organic tinggi. Penularan bakteri jenis ini dapat melalui air, kontak badan, kontak dengan peralatan yang telah tercemar atau pemindahan ikan yang terserang. Bahaya bakteri Aeromonas sp pada ikan air tawar khususnya ikan lele yaitu menyebabkan penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) atau penyakit bercah merah.
Penyakit MAS diatas adalah penyakit penyakit yang paling ditakuti oleh para petani ikan karena dapat menimbulkan kerugian yang besar (bisa menimbulkan kematian ikan 100%). Metode yang banyak digunakan untuk menanggulangi penyakit pada ikan budidaya adalah pengobatan dengan zat kimia atau antibiotic. Cara ini sangat beresiko karena dapat menimbulkan resistensi terhadap bakteri, memerlukan biaya yang cukup mahal, serta dapat mencemari lingkungan. Antibiotik biasanya dilakukan melalui makanan, perendaman atau penyuntikan, sehingga residu antibiotic dapat terakumulasi pada ikan.
Untuk menghindari dampak negative dari penggunaan antibiotic, penanggulangan penyakit ikan diupayakan melalui peningkatan kekebalan ikan dengan vaksinasi. Vaksinasi mampu menimbulkan antibody karena ikan mempunyai daya lindung yang baik. Dalam usaha pencegahan penyakit, vaksinasi juga menguntungkan karena tidak menimbulkan residu dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, vaksinasi perlu digalakkan dengan metode yang tepat guna dan praktis di lapangan, salah satunya dengan menggunakan Hydrovac. Hydrovac mengandung sel utuh (whole cell) bakteri A., Hydropilla starin AH26, Phospate Buffered Saline (PBS) dan bahan preservative. Hydrovac dapat menginduksI respon kebal specific pada ikan dan kekebalan tersebut mulai terdeteksi 2-3 minggu kemudian. Untuk meningkatkan kadar antibody hingga level protektif, perlu dilakukan vaksinasi ulang (boster) yang diberikan 1,5 bulan kemudian. Boster akan meningkatkan level antibody yang sangat signifikan selama 3-12 bulan.

Persyaratan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi terhadap ikan lele yaitu :
1)         Ikan telah berumur 3 minggu atau lebih
2)         Status kesehatan ikan harus dalam kondisi baik, hindari memberikan vaksin pada populasi ikan yang sedang sakit
3)         Suhu air relative hangat (di atas 25 derajat celcius) dan stabil

C.      Aplikasi Penggunaan Probiotik
Bakteri probiotik adalah agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan bagi inang yakni dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon inang terhadap penyakit dan memperbaiki kualitas lingkungan (Vershuere et al., 2000). Berdasarkan penelitian tersebut maka aplikasi bakteri probiotik tidak hanya berfungsi sebagai bioremediasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan atau meningkatkan nilai nutrisi pakan, melainkan dapat pula berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi serangan penyakit (Widanarni dkk., 2008).

D      PERSIAPAN WADAH PEMBESARAN KOLAM BULAT/BUNDAR

          Langkah-Langkah Pembuatan Kolam Bulat/Bundar
Ø   Pemasangan kerangka kolam (wiremesh), sehingga terbentuk bundar dengan diameter sekitar 2 m.
Ø   Dasar kolam dibuat agak miring ke tengah dan dibuat galian tanah dari tengah ke tepi untuk pipa pembuangan.
Ø   Bagian dasar dapat dilapisi sekam atau bahan lain.
Ø   Terpal dipasang sesuai dengan ukuran rangka.
Ø   Knee pipa pembuangan dimasukkan ke terpal dan diikat. Pipa saringan dipasang pada knee di bagian tengah kolam, sedangkan pipa bagian luar bisa dipasang kran atau knee dan pipa untuk pengeluaran air.
Ø   Selanjutnya dilakukan pemasangan instalasi aerasi. Batu aerasi dipasang pada bagian tengah kolam hingga ke dasar kolam.
Ø   Kolam siap diisi air media pemeliharaan.  


Pembuatan Larutan Stock Probiotik
Tujuan Pembuatan Stock Probotik adalah menyediakan larutan probiotik yang siap untuk digunakan dalam pengelolaan kualitas air media pembesaran ikan, pemeliharaan maupun fermentasi pakan.
Ø  Larutan stok probiotik untuk keperluan fermentasi pakan dibuat dengan menggunakan probiotik yg mengandung jenis bakteri fermentatif (seperti Lactobacillus sp.) serta ragi (seperti Saccharomyces sp.). Probiotik komersial yg dapat digunakan misalnya Mina Pro dan EM4.
Ø  Larutan stok probiotik untuk keperluan pengelolaan kualitas air dibuat dengan menggunakan probiotik yg mengandung jenis bakteri yg dapat memperbaiki kualitas air (misalnya Bacillus spp.). Probiotik komersial yg dapat digunakan misalnya Mina bacto atau PATO AERO.

Ø  Larutan stok probiotik dibuat dengan menambahkan sekitar 10 mL probiotik komersial ke dalam campuran sekitar 1 L air bersih dengan sekitar 50 mL molase, kemudian diaerasi secara terus-menerus.
Ø  Larutan stok probiotik tersebut sebaiknya dibuat ulang setiap maksimal seminggu sekali.

E.       Persiapan Media Pemeliharaan
Tujuan persiapan media pemeliharaan adalah menyediakan air media pemeliharan yang siap untuk ditebari benih ikan lele tahap pembesaran.
Ø  Pengisian dengan air bersih hingga ketinggian sekitar 1 m.
Ø  Aerasi mulai dihidupkan dan diatur agar air media pemeliharaan dapat teraduk seluruhnya.
Ø  Sehari berikutnya dilakukan penambahan larutan garam krosok sekitar 2-3 kg/m3.
Ø  Sehari berikutnya dilakukan pengapuran sebanyak 100-200 g/m3.
Ø  2 hari berikutnya diberikan larutan stok probiotik untuk pengelolaan kualitas air sekitar 300 mL/m3, didiamkan (diaerasi) selama 3-4 hari.
Ø  Warna air media pemeliharaan mulai agak berubah, dapat timbul busa.
Ø  Benih siap ditebar.



E       Vaksinasi Benih
Tujuan vaksinasi benih adalah untuk menginduksi peningkatan kekebalan tubuh benih ikan terhadap serangan bakteri Aeromonas spp.
Ø  Pembuatan larutan vaksin dengan mencampurkan 1 mL vaksin HydroVac untuk setiap 10 L air bersih dalam wadah yg dilengkapi aerasi.
Ø  Merendam benih sekitar 15-30 menit.
Ø  Setiap liter larutan vaksin HydroVac digunakan untuk merendam sekitar 500 ekor benih berukuran 5-7 cm.
Ø  Larutan bekas perendaman pertama masih dapat segera digunakan sekali lagi (tidak lebih dari 2 jam).


F       Penebaran Benih
Tujuan: menebar benih ikan lele ke dalam kolam pembesaran yang telah disiapkan.
Ø  Sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
Ø  Sebelumnya perlu dilakukan aklimatisasi untuk transportasi jarak jauh atau untuk benih yang berasal dari daerah dengan kondisi iklim yang berbeda.
Ø  Padat tebar 500-1000 ekor/m3 (ketinggian air sekitar 1 m).


G       Pengelolaan Kualitas Air
Tujuan: menciptakan kondisi kualitas air yang bagus (sesuai) untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan serta mencegah terjadinya infeksi bakteri patogen, terutama Aeromonas hydrophila.   
   Ø  Kualitas air dijaga dengan pemberian pakan secara tepat (tidak berlebihan) dan aplikasi      probiotik kualitas air.
Ø  Setiap sore hari selama masa pemeliharaan ditambahkan larutan stok probiotik ke dalam perairan sekitar 300 mL untuk setiap 1 kg pakan yg diberikan
Ø  Ketika bioflok yg terbentuk telah terlalu pekat (ketika diendapkan telah mencapai lebih dari 10% volume air media pemeliharaan) perlu dilakukan (pada pagi hari) pembuangan endapan air media pemeliharaan maksimal sebanyak 25%.
Ø  Pembuangan endapan dilakukan setelah sekitar 5-10 menit aerasi dimatikan.
Ø  Pengecekan kepekatan bioflok perlu dilakukan secara rutin setiap 5-7 hari sekali.
Ø  Ketika kualitas air media pemeliharaan kurang bagus, pemberian pakan dikurangi dan diberikan kapur 10-20 g/m3.
Ø  Jika kualitas air media pemeliharaan mengalami perubahan yg ekstrim akibat terlalu menumpuknya limbah organik, ditandai dengan terciumnya bau tidak sedap dan tingkah laku ikan yg mulai malas-malasan, maka perlu dilakukan penggantian sebagian (sekitar 30%) air media pemeliharaan dengan air baru serta sebaiknya ditambahkan larutan garam krosok sekitar 1-3 kg/m3. Pemberian pakan untuk sementara waktu agak sedikit dikurangi hingga kondisi kualitas air kembali membaik, ditandai dengan pergerakan ikan yg kembali lincah dan respon pakan yg kembali membaik.

H    Pemanenan
Tujuan: memanen ikan lele hasil kegiatan pembesaran yang telah mencapai ukuran konsumsi.
Ø  Selama masa pembesaran benih ikan lele MUTIARA tidak perlu dilakukan penyortiran.
Ø  Penyortiran dilakukan bersamaan dengan saat pemanenan.
Ø  Pemanenan tahap pembesaran benih ikan lele MUTIARA dilakukan ketika telah secara dominan ikan mencapai ukuran (size) 6-12 ekor/kg.
Ø  Penyortiran dilakukan secara manual terhadap ikan-ikan hasil panen. Normalnya, proporsi kelompok ukuran konsumsi berkisar 70-80%, berukuran kecil (undersize) berkisar 20-25% dan berukuran besar (oversize) kurang dari 10%.
Ø  Ikan-ikan yg berukuran kecil (undersize) dapat dipelihara lebih lanjut dan umumnya dapat dipanen seluruhnya 3-5 minggu kemudian.





DAFTAR PUSTAKA

Afianto E, dan Liviawaty E., 1993. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Jakarta

Balai Riset Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, “Hydrovac Vaksin dan Anti-Aeromonas Hydrophilia”.

Mariyono, dan Agus Sundana. Teknik Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Bercak Merah Pada Ikan Air Tawar yang Disebabkan oleh Bakteri Aeromonas Hydrophila. Buletin Teknik Pertanian. Vol 7, No 1. 2002, Hal 33-36



 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINA PADI

BUDIDAYA NILA SISTEM MINA PADI PENDAHULUAN Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, seba...

Popular