Sabtu, 15 Desember 2018

PERENCANAAN USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME



FASILITASI PENYULUH DALAM
PERENCANAAN USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME
DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN KARYA ABADI
DS. KARANGREJO KEC. ARJOSARI
TAHUN 2018



BUDIDAYA GURAME DI LAHAN SELUAS 2.000 M2




Latar Belakang

      Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam menghasilkan ikan, baik perikanan laut maupun perikanan darat. Hal ini disebabkan Indonesia mempunyai iklim tropis yang memungkinkan segala macam ikan untuk berkembang biak di lautan yang sangat luas mencapai 5,8 juta km2. Sumberdaya perikanan sebagai salah satu aset nasional adalah modal dasar untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor perikanan yang merupakan bagian dasar dari pembangunan secara keseluruhan.
Ikan Gurame merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat, baik oleh konsumen maupun para pembudidaya. Ikan Gurame banyak disukai konsumen karena rasanya yang lezat dan gurih. Sedangkan oleh para pembudidaya, ikan gurame disukai karena memiliki harga jual yang relative tinggi dibandingkan dengan komoditi perikanan tawar lainnya.
Namun demikian, jumlah pembudidaya ikan Gurami masih belum banyak. Hal ini terkait dengan masa pemeliharaan ikan Gurame yang lebih lama dibandingkan dengan masa pemeliharaan ikan air tawar lainnya. Akibatnya, pengembalian modal investasi pada usaha budidaya ikan Gurame menjadi lebih lama dibandingkan dengan usaha budidaya ikan lele atau ikan air tawar lainnya.
Pasar ikan gurami mengandalkan pada permintaan domestik. Namun demikian prospek bisnisnya cukup menjanjikan mengingat permintaan dari masyarakat yang cukup besar. Ikan gurami lebih digemari dijual dalam keadaan hidup atau segar, dan biasanya harganya juga lebih tinggi dalam keadaan hidup. Sementara itu, belum diperoleh informasi mengenai diversifikasi produk olahan dari ikan ini kecuali dalam bentuk fillet.
Peranan Balai Benih Ikan dalam rangka pengembangan ikan gurami dilaksanakan antara lain berupa penyediaan induk dan benih unggul dan pengenalan teknologi budidaya secara intensif kepada pembudidaya ikan. Namun demikian, langkah pengembangan selanjutnya yang masih perlu digarap adalah aspek pemasaran baik di pasar domestik maupun ekspor.

2. PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME

2.1 Produksi Ikan Gurame di Kecamatan Arjosari Masih Kurang
Produksi gurami yang ada di Kecamatan Arjosari saat  ini sangat jauh dari target pemenuhan seluruh kebutuhan masyarakat. Hal ini terbukti dari lebih sedikitnya persediaan ikan gurami di pasaran. Tidak seperti ikan mas dan  lele yang jauh lebih mudah ditemui. Harga gurami pun relatif lebih tinggi.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain :
1. Jumlah Pokdakan dan Pembudidaya Ikan khususnya di bidang budidaya ikan Gurame belum ada baik di wilayah Kecamatan Arjosari maupun di wilayah Kecamatan lain di Kabupaten Pacitan. Para petani lebih suka membudidayakan ikan nila dan lele
2. Pertumbuhan gurami memang tidak secepat ikan nila dan lele. Karena itu, panennya pun lebih lama.
3. Secara alami, pertumbuhan ikan gurami memang lambat. Selain karena kantong makannya lebih kecil, ikan ini tergolong herbivora yang hanya makan protein nabati. Hal ini berbeda dengan jenis ikan konsumsi lainnya yang memakan protein hewani/karnivora.

2.2 Prospek  Usaha Pembesaran di Kecamatan Arjosari
Ikan Gurami memiliki prospek menjanjikan untuk dibudidayakan, baik skala kecil maupun besar. Hal itu didukung oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Harga jual gurami lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, sehingga secara ekonomi relatif lebih menguntungkan
2. Permintaan pasar terhadap guramih cukup tinggi dan masih belum terpenuhi, sehingga peluang pasar masih terbuka lebar
3. Lahan budidaya masih tersedia luas, dapat berupa kolam semen, empang, ataupun waduk.
4.  Data dan informasi tentang budi daya cukup memadai
5. Pakan untuk usaha pembenihan maupun pembesaran gurami tersedia sepanjang tahun.
6.  Benih gurami banyak dihasilkan oleh pemerintah melalui Balai Benih Induk (BBI) dan pembudidaya yang khusus menjual benih
7.   Pengangkutan hasil panen gurami tergolong mudah, tetapi harus ditangani secara hati-hati

Kabupaten Pacitan sudah menjadi primadona yang mampu menarik wisatawan baik  dari luar kota maupun dari manca Negara. Dengan adanya berbagai objek wisata di Kabupaten Pacitan tersebut, maka banyak sekali peluang-peluang usaha di Kabupaten Pcitan. Salah satu peluang usaha adalah banyak nya usaha warung makan yang tersebar di berbagai lokasi-lokasi strategis di Kabupaten Pacitan.  Ada beberapa warung makan  yang  membutuhkan ikan gurami di Kab. Pacitan dan diperkirakan menyerap gurami konsumsi sebanyak 2-3 ton/bln. Untuk memenuhi pasar gurami di Kab. Pacitan  para pemasok biasanya berburu ke daerah Wonogiri, Ponorogo, Tulungagung, dan Kediri. Namun, sejumlah pasokan tersebut sebenarnya belum memenuhi kebutuhan seluruhnya. Berikut daftar permintaan Ikan Gurame Rumah Makan di Kab. Pacitan :

Daftar Permintaan Ikan Gurame Rumah Makan di Kab. Pacitan

NO
Nama Rumah Makan
Alamat
Permintaan Rata2
1 Bulan
(KG)
1
Rumah Makan Iva Jaya Resto
Tamperan
500
2
Homestay dan Rumah Makan Dewi Sri
Jl. Pantai Teleng Ria
100
3
Rumah Makan Mekar Jaya Sea Food
Depan Kantor Kec. Pacitan
100
4
Rumah Makan Sea View Cafe
Pantai Teleng Ria
500
5
Rumah Makan Lies
Kompleks Kios Parkir Barat Pantai Teleng Ria
50
6
Rumah Makan Srikandi
JL. A. Yani 67 A
500
7
Rumah Makan Kampoeng Pacitan
JL. WR Supratman
150
8
Lesehan Bukit Indah
Jl. Pacitan-Pringkuku
200

Jumlah Total

2.100


2.3  Harga Gurame Stabil
Harga ikan gurami dari tahun ke tahun tetap stabil, bahkan menunjukan kenaikan yang berarti. Harga gurami yang relatif tinggi ini terutama disebabkan oleh permintaan pasar tinggi, sedangkan  produksi masih rendah. Celah  pasar itulah yang membuat harga gurami konsumsi khususnya di Kab. Pacitan bertahan di angka Rp. 38.000 – Rp. 40.000 per kilogram.


3. RENCANA USAHA KELOMPOK

3.1  Sasaran Kegiatan Usaha Pembesaran Ikan Gurame

1.      Nama Kelompok                  : KARYA ABADI
2.      Alamat                                   : RT 01/ RW 01 Dsn. Brungkah
3.      Desa                                       : Karangrejo
4.      Kecamatan                           : Arjosari
5.      Kabupaten                            : Pacitan


3.2  Mekanisme Pelaksanaan Usaha
Pembesaran ikan Gurame ini, jika dikelola dengan baik diprediksi akan menghasilkan pendapatan yang cukup menjanjikan sebagai suatu usaha yang menguntungkan secara financial dan memberikan manfaat social ekonomi berupa perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan. Sehubungan dengan hal tersebut Kelompok Karya Abadi akan merintis usaha tersebut dan menghimpun para anggota dalam suatu kelompok dengan usaha pembesaran ikan Gurame.
Pada kegiatan usaha pembesaran Gurame tentunya tidak lepas dari peranan Penyuluh Perikanan dalam hal ini memberikan bimbingan pengelolaan usaha dan pemasaran hasil produksi.
Guna pengembangan usaha tersebut, akan dikembangkan hubungan kerjasama dengan pelaku bisnis/ tata niaga Ikan Gurame dan dinas terkait yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pacitan. Peran Penyuluh Perikanan disini adalah memfasilitasi Kelompok agar bisa mengakses program Dinas Kp, baik pemanfaatan Sumberdaya Modal, manajemen maupun teknologi.

Kegiatan Persiapan dan Supervisi Usaha Pembesaran Gurame ini meliputi :
1. Pembuatan Kolam
2. Pengadaan benih Ikan Gurame
3. Pengadaan Pakan
4. Pengadaan Sarana dan Prasarana Perikanan
5. Pengadaan pupuk dan obat-obatan

3.3  Kegiatan Pasca Panen dan Pemasaran
Penanganan pasca panen sangat menentukan harga pasar karena dalam penanganan ini kondisi ikan harus tetap segar sampai ke konsumen. Untuk itulah penangannya harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan aturan teknis pasca panen yang standar. Untuk saat pemasarannya untuk memenuhi wilayah Kabupaten Pacitan.


4. ANALISA USAHA BUDIDAYA IKAN GURAME
Asumsi yang digunakan dalam usaha pembesaran sebagai berikut :
1. Modal milik sendiri masing-masing anggota Pokdakan
2. Sebanyak 10 Kolam dengan luas @ 80 m2
3. Benih yang disebarkan sebanyak @ 1500 ekor
4. Pakan Ikan 23 sak/ Kolam, dimana per 200 ek membutuhkan 3 sak Pakan (masa panen 9-10 bln)
   Ditambah pakan alami (daun-daunan)
5. Jumlah tenaga kerja 1 orang/ Kolam (Anggota Pokdakan)
6. Analisa usaha dihitung selama satu periode pembesaran ( 9 bulan)
7. perkiraan kematian dan kehilangan sebesar 15%
8. harga beli benih ukuran korek Rp.2.000/ekor
9. harga jual ke pengepul Rp.35.000/kg
10. berat rata-rata tiap ekor saat dijual 0,7kg

A. Biaya Investasi Per Kolam
No.
Nama
Total
1
Peralatan
100,000
2
Pembuatan Kolam Tanah uk  8 x 10 m
200,000

Total
300,000






B. Biaya Operasional Per Kolam
No.
Nama
Quantity
Satuan
Harga Satuan
Total

Biaya awal operasi
1
Gurameh ukuran Korek
1500
ekor
2,000
3,000,000
2
pupuk kandang untuk persiapan empang (tiap empang 3 karung)
3
kg
5,000
15,000
3
Probiotik
1
Botol
12,000
12,000

Biaya Operasi berjalan
1
pelet ukuran 30kg/sak
23
sak
280,000
6,640,000
2
garam ukuran 50kg
1
karung
30,000
30,000
3
Obat-Obatan
2
bungkus
15,000
30,000
4
Probiotik
10
Botol
12,000
120,000
TOTAL
9,847,000

Total biaya = biaya investasi + biaya operasional = Rp. 10,147,000



C. Penerimaan Penjualan (Perkiraan Hasil Panen)

- Persentase kematian ikan 20 % = 300 ekor
- Sisa Ikan yang hidup : 1500 ekor – 300 ekor = 1.200 ekor
- Besar ikan lele konsumsi :  2 ekor/kg
- Hasil panen 1 kolam = 1.200 ekor : 2 = 600 kg x Rp. 35.000,- = Rp. 21.000.000,-

D. Pendapatan
Penerimaan - total biaya operasional = Rp. 11.153.000 (9 bln panen)
pendapatan bersih perbulan = Rp. 1.239.000

E. Return Cost ratio (R/C)
R/C = Total penerimaan / Total biaya = 2,1
Dengan besar R/C >2 maka usaha ini sangat layak untuk dilakukan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINA PADI

BUDIDAYA NILA SISTEM MINA PADI PENDAHULUAN Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, seba...

Popular