Sabtu, 15 Desember 2018

IKAN TAWES



IKAN TAWES (Puntius javanicus)

Ikan tawes merupakan salah satu ikan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Kegiatan budidaya dilakukan untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Budidaya ikan tawes tidak sulit untuk dilakukan. Beberapa persyaratan diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ikan tawes. Kegiatan budidaya yang dilakukan terdiri dari kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran.

I.  SISTEMATIKA

Ordo                :Ostariophysi
Famili              :Cyprinidae

Subfamili         :Cyrininae

Genus             :Puntius
Spesies           :Puntius javanicus
Indonesia        :Tawes, Bander, Putihan, Badir,  Kendia

II.  CIRI-CIRI MORFOLOGI

Bentuk badan agak panjang dan memipih kesamping dengan punggung meninggi. Mulut kecil, memiliki kumis/sunggut pendek dua pasang, yang sering sangat kecil atau berumeter. Bagian punggung warnanya lebih gelap, bentuk sirip ekor bercagak.

III.  SIFAT SIFAT BIOLOGIS

Merupakan ikan asli perairan sungai. Panjang maksimum dapat mencapai 50 cm. Diperairan umum pemijahan berlangsung pada musim penghujan. Telur bersifat tenggelam berwarna kuning bening (transparan) dan tidak menempel. Telur menetas setelah 13–20 jam pada suhu sekitar 25 oC. Anak ikan pemakan zooplankton kecil dan alga bersel satu, setelah mencapai ukuran 10 cm mulai memakan tumbuhan seperti Ceratophyllaceae, Najadaceae, Characea, Chorophyceae, rumput rumputan dan lain lain. Ikan tawes termasuk ikan herbivora. Dapat hidup diperairan payau dengan salinitas 7–10 promil.

IV.  PEMELIHARAAN INDUK

Induk ikan tawes jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah. Ikan tawes sudah dapat dipijahkan pada umur sekitar satu tahun, dengan kisaran berat 250 - 350 gram setiap ekor, pada jantan matang kelamin umur 6 – 8 bulan.
Pemilihan induk ikan tawes dilakukan dengan seleksi bertahap berdasarkan kecepatan pertumbuhannya.
Setelah induk berumur sekitar setengah tahun, dilakukan lagi seleksi berdasarkan bentuk morfologis, yaitu dicirikan dengan :
Ø  Kepala agak mengecil dan meruncing.
Ø  Sisik besar besar dan teratur.
Ø  Letak lubang urogenital relatif dekat dengan pangkal ekor
Ø  Jinak dan gerakannya lamban.
Cara membedakan induk tawes jantan dan betina yang praktis adalah dengan cara memijit perut kearah dubur secara perlahan. Induk jantan akan mengeluarkan cairan putih susu, gerakannya lebih lincah dan tutup insangnya terasa kasar bila diraba. Induk betina matang kelamin dicirikan dengan perut membesar ke arah lubang urogenital, perut bila diraba terasa lembek, lubang urogenital kemerahan dan pembuluh darah pada sirip sirip nampak kemerah merahan.
Bila kolam pemeliharaan induk baik kondisi maupun makanan cukup baik tersedia, induk betina dapat dipijahkan setiap 3 – 4 bulan, sedangkan untuk ikan jantan adalah 1 – 2 bulan sekali. Induk ikan tawes diberi makan dedak halus dan daunan. Jenis daun digunakan diantaranya daun talas, singkong (ubi kayu), pepaya dan daun daun lainnya. Padat penebaran 1 – 2 kg / 5 m2, tergantung kesuburan kolam.
V.  PEMIJAHAN
Dalam pemijahan tradisional yang menggunakan kolam dikenal dengan dua cara  yaitu cara Awipari dan Purbaratu, prinsipnya kedua cara ini sama hanya pada cara Purbaratu mengunakan dua kolam yang pertama sebagai kolam pengendapan dan kedua sebagai kolam pemijahan. Cara Purbaratu dikembangkan pada daerah dengan kondisi air keruh.
Kolam pemijahan merangkap juga sebagai kolam penetasan dan pendederan. Luas kolam berkisar antara 200 – 400m2 atau lebih, dengan kedalaman air 75 –100 cm.
Persiapan kolam pemijahan mula mula dasar kolam dikeringkan. Sebaiknya  dasar kolam sedikit berpasir, agar tidak pecah - pecah bila dikeringkan, mengingat telur tawes bersifat tenggelam sampai di dasar  kolam.
Saat pemijahan akan dimulai kolam segera di isi air, kemudian induk ikan  dimasukan sebanyak kurang lebih 10-20 pasang induk. Air yang masuk diusahakan mengalir terus hingga pemijahan terjadi. Biasanya  pada sore hari atau malam hari sekitar pukul 18.00–22.00, biasanya terdengar suara agak mendengung–dengung seperti kumbang, penetasan  telur ikan tawes lebih cepat bila dibandingkan dengan ikan mas, yaitu sekitar 13  jam pada suhu sekitar 25 oC dan 11 jam pada suhu sekitar 32 oC.
Pemanenan benih dilakukan pada umur 20 - 30 hari. Produksi benih perpasang induk mencapai 10.000 sampai 25.000 ekor (ukuran     1-3 cm). Produksi ini sangat tergantung pada kondisi kolam, baik air maupun kesuburan dan besarnya induk.
VI.  PENDEDERAN
Setelah larva berumur sekitar 2 hari, segera dipindahkan ke kolam pendederan yang telah dipersiapkan. Perlakuan kolam pendederan benih ikan tawes sama dengan untuk ikan mas.
Langkah pertama adalah mempersiapkan lahan untuk pendederan. Kolam terlebih dahulu dikeringkan selama 2-3 hari. Setelah itu kolam kapur dengan dosis 50 gr/m2 dan diberikan pupuk kandang dengan dosis 300-500 gr/m2 tergantung kesuburan lahan. Kemudia air diisikan dengan ketinggian 50-80 cm dari dasar lahan. Air dibiarkan selama 3-5 hari untuk memberikan kesempatan pakan alami tumbuh dan berkembang. Setelah pakan alami tersedia maka lahan siap untuk ditebarkan benih ikan tawes.
Penebaran benih harus dilakukan dengan hati-hati. Sebelum ditebarkan, sebaiknya benih dilakukan proses aklimatisasi (proses adaptasi) dengan lingkungan barunya. Hal ini untuk menghindarkan benih stres yang berlebihan. Setelah kira-kira15-30 menit, benih dapat ditebar. Padat tebar benih dapat mencapai 1 kg/ m3.
Pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan terdiri dari pakan alami dan pakan tambahan berupa pellet. Pakan alami dapat dijaga ketersediaanya dengan rutin melakukan pemupukan. Pada saat air terlihat jernih maka pemupukan ulang dengan pupuk kandang dapat dilakukan. Sebaiknya pupuk diletakkan dalam karung yang dilubangi untuk menghindarkan pencemaran air oleh padatan pupuk.
Selain pakan alami, harus ditambahkan pakan buatan berupa pellet dengan kandungan protein 28-35 % untuk mendukung pertumbuhan benih ikan. Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali perhari sebanyak 3 % perhari dari total berat ikan. Pemberian pakan harus memperhatikan kebutuhan benih dan kualitas air. Benih yang sudah tidak mau makan harus dihentikan pemberian pakanya. Kualitas air  harus dijaga agar benih tidak terganggu dalam kegiatan pertumbuhanya.
Kualitas air selalu diperhatikan dengan mencermati perilaku ikan dan perubahan air yang terjadi selama masa pemelihaan. Penggantian air dapat dilakukan setiap minggu sebanyak 25 % dari total volume air.
Panen dilakukan setelah  masa pemeliharaan selama kurang lebih    3-4 minggu.
VII.  PEMBESARAN UNTUK KONSUMSI
Teknik pembesaran sampai ukuran konsumsi hampir sama dengan teknik pendederan. Perbedaannya dalam kegiatan pembesaran tidak dibutuhkan pakan alami karena ikan sudah berukuran besar sehinggga bukaan mulutnya tidak sesuai lagi dengan ukuran pakan alami. Namun, penumbuhan plankton tetap diperlukan untuk menjaga kualitas air. Perairan yang subur akan lebih stabil dan sesuai bagi pertumbuhan ikan. Pakan yang diberikan mutlak memerlukan pakan tambahan berupa pellet ditambah dengan daun-daunan untuk memacu pertumbuhan ikan.
Panen dilakukan pada saat ukuran ikan mencapai berat 200-300 gr/ekor atau sesuai dengan target produksi.
VIII.  ANALISA USAHA
Analisa usaha budidaya ikan tawes dalam kegiatan pendederan di kolam terpal ukuran 60 m2 selama 2 bulan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
Biaya investasi
Pembuatan kolam terpal ukuran (8 x 12) meter           : 250.000,-
Pengadaan alat :
1. Seser                                                                         :   10.000,-
2. Ember                                                                        :   10.000,-
3. Cangkul                                                                      :   20.000,-
Jumlah                                                                           : 290.000,-
Biaya tetap
            Penyusutan :
Kolam terpal  (50 % pertahun)                                       :   10.500,-/ bln


Biaya variabel
Benih ikan tawes (5 kg x 15.000,-)                                :   75.000,-
Pakan (50 kg x 7000,-)                                                  : 350.000,-  
Pupuk (18 kg x 1000)                                                    :   18.000,-
Jumlah                                                                           : 443.000,-

Pendapatan
Penjualan ikan tawes (50 kg x 15.000,-)                       : 750.000,-                     
Keuntungan persiklus produksi
Biaya prouksi – pendapatan
(443.000,-) – (750.000,-)                                                : 307.000,-
           
Daftar Pustaka

Susanto, H. 2003. Usaha Pembenihan dan Pembesaran Tawes. Penebar Swadaya. Jakarta.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINA PADI

BUDIDAYA NILA SISTEM MINA PADI PENDAHULUAN Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, seba...

Popular