PENANGANAN IKAN
Prinsip
Dasar
Ikan basah cepat diperlakukan
diolah dan di distribusikan.
Ikan basah harus selalu
diperlakukan dengan cara bersih dan saniter.
Peralatan
dan Bahan
Wadah yang digunakan untuk
distribusi dan pemasaran harus dari bahan yang tak mudah berkarat, mudah
dibersihkan dan praktis konstruksinya.
Wadah harus cukup besarnya,
kuat terhadap pengerjaan kasar, tak menyebabkan cacat fisik pada ikan dan
menjamin tetesan cairan dapat keluar dengan baik.
Wadah yang digunakan dapat
berupa wadah sekali pakai atau wadah yang dipergunakan berkali-kali.
Desain tempat pelelangan,
tempat pengesan, tempat pengolahan harus betul-betul dipertimbangkan terhadap
persyaratan produk makanan pada umumnya.
Khusus untuk ikan yang
mutlak harus ada, adalah ketersediaan air dan es dalam jumlah yang cukup dan
memenuhi persyaratan.
Pada berbagai tahap
penanganan didarat dapat dipergunakan antiseptik dan bahan tambahan / pengawet
seperti anti oksidan dan lain-lain yang sesuai dengan persyaratan.
Kebersihan
Semua tempat-tempat
pembongkaran, pelelangan dan pasar yang dipergunakan untuk transaksi
perdagangan harus selalu dibersihkan dengan mempergunakan desinfektan.
Tempat selama penanganan,
pengolahan, packing harus cepat dibersihkan begitu selesai dipergunakan.
Tempat-tempat diatas harus
selalu dijamin dalam keadaan bersih dan saniter.
Semua Residu ( Residu Klorin
) sebaiknya tidak lebih dari 4 ppm, serta limbah yang timbul harus dipastikan
sistem pembuangannya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
Alat / peralatan seperti bak
pencuci,peti,pisau dan alat-alat lain harus dibersihkan dengan desinfektan.
Cara
Penanganan
Jangan membiarkan ikan
terlalu lama pada udara terbuka di tempat-tempat transaksi perdagangan.
Pastikan perbandingan ikan
dan es dapat menjamin mutu ikan ( perbandingan 1 : 1 & 1 : 3 ) tergantung
dari tujuan pemasaran.
Ikan hendaknya disortir agar
pada setiap wadah berisi jenis, ukuran dan mutu yang seragam.
Bila ada pemeriksaan dari
petugas berwenang, jangan mengeluarkan ikan dari peti, serta ditaruh diatas
lantai dalam waktu yang lama.
Ikan harus segera dipindah /
diangkut setelah dilelang / dijual.
Pada setiap langkah
penanganan harus selalu dalam suasana dingin / rantai dingin.
Beberapa jenis ikan mungkin
perlu disiangi , pengerjaan penyiangan harus dilakukan dengan cepat dan
hati-hati serta selalu dalam suasana dingin.
Packing pengepakan ikan
dalam wadah dapat menggunakan sistim boxing selfing dan bulking.
Transpot dapat dilakukan
dengan mempergunakan mobil berinsulasi mobil yang direfrigrasi atau mobil /
kendaraan angkut lain yang tanpa insulasi.
Bila menggunakan alat tanpa
insulasi es yang ada peti / wadah ikan harus dapat menjamin mutu ikan sampai
tujuan.
Teknologi Pengawetan Ikan dengan Cara
Pemindangan
I. Pengawetan
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk oleh sebab itu agar sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan baik,diperlukan cara-cara penanganan yang baik,dari sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional yang memegang andil 50% dari pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan dengan cara pemindangan. Secara nasional penghasil utama pindang adalah Jawa Tengah 4,11%,Jawa Timur 3,39%, dan Jawa Barat 1,40% dari hasil total produksi perikanan laut Indonesia.
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk oleh sebab itu agar sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan baik,diperlukan cara-cara penanganan yang baik,dari sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional yang memegang andil 50% dari pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan dengan cara pemindangan. Secara nasional penghasil utama pindang adalah Jawa Tengah 4,11%,Jawa Timur 3,39%, dan Jawa Barat 1,40% dari hasil total produksi perikanan laut Indonesia.
Berbeda
dengan pembuat ikan asin walaupun pindang di olah dengan mempergunakan garam
namun yang diperoleh hasil yang berbeda karena pada pengolahan pindang selain
penggaraman juga dikombinasikan dengan proses pemanasan sehingga produk yang
dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri.
Dari segi
taknologi pengawetan produk pindang dapat diklasifikasikan sebagai produk
setengah awet (semi preserved), dibandingkan dengan ikan segar pindang masih
mungkin sampai mencapai pelosok desa, meningat masih kurang tersedianya
fasilitas pendingin ikan. Dengan demikian upaya untuk memasyarakatkan makan
ikan memperoleh jangkauan yang lebih luas.
II.Teknik
Pemindang
Pemindang
adalah pengolahan ikan yang dilakukan dengan cara merebus ikan dalam susana
bergaram selama waktu tertentu. Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di
mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan
untuk dipasarkan.
Berdasarkan
cara perebusan ikan dalam suasana bergaram maka teknik penggaraman dapat
dibedakan atas 2 kategori yaitu pemindangan garam dan pemindangan air garam.
A.
Pemindangan Garam
Pada teknik
ini, lapisan ikan yang digarami dengan garam kering, disusun berlapis-lapis di
dalam wadah yang terbuat dari plat logam, pendil atau paso tanah (belanja
tanah) atau lainnya. Kemudian direbus dalam jangka waktu yang cukup lama
(sekitar 4 – 6 jam), cairan perebus kemudian dibuang melalui lubang kecil
bagian bawah wadah atau ditiriskan. Pada lapisan atas ditutup dengan selembar
kertas dan di atas permukaan kertas ini disebarkan merata selapis garam.
B.
Pemindangan Air Garam (brine boiling)
Ada teknik
ini ikan ditaburi garam disusun diatas keranjang atau rak bambu disebut “naya”.
Beberapa naya diisi ikan dan disusun vertikal pada suatu kerangka lalu
dicelupkan kedalam air garam mendidih di dalam wadah yang terbuka dan lama
pembuatan relatif jauh lebih singkat daripada teknik pemindangan garam. Setelah
proses perebusan selesai, wadah di mana ikan tersusun diangkat, kemudian direndam
atau disiram dan didinginkan untuk siap didistribusikan dan dipisahkan.
III. Cara
Pengolahan
Jenis ikan
yang dapat di pindang banyak sekali macamnya, tergantung dari kondisi perikanan
setempat dan kebanyakan terdiri dari ikan pelaja seperti laying, selar, japu,
kembung, kemuru, tembang, tuna cakalang bahkan kadang-kadang organ tubuh dari
ikan pun dipindang. Untuk ikan kecil dipindang dalam keadaan utuh sedangkan
ikan besar dipindang dalam bentuk potongan.
Beberapa
yang sering dilakukan oleh daerah yang membuatnya dikenal dengan cara Bawean,
cara Muncar dan Pemindangan Gaya Baru.
A.Cara
Bawean
- Alat dan bahan yang harus disediakan adalah pendil atau paso, daun pisang kering dan garam sebanyak 20 – 30% dari berat ikan. Gunakan garam yang kemurniannya tinggi kemudian ikan dicuci bersih setelah dibuang isi perut dan insangnya lalu ditaburi garam secukupnya.
-Perlakuan untuk cara ini, ikan dimasukkan kedalam pendil diatur berlapis-lapis serapat mungkin. Di antara lapisan diberikan garam,setelah pendil/paso penuh ikan ditambahkan air sampai ikan terendam. Pendil/paso dipanaskan diatas api sampai ikannya masak, yaitu apabila daging dekat ekor dan kepala susah retak-retak, air yang tersisa dikeluarkan. Setelah selesai pendil dibingkus dengan daun jati kemudian diikat supaya tidak pecah selama penyimpanan dan pengangkutan. Pindang bisa tahan sampai 3 bulan dan biasanya pemindangan dilakukan terhadap ikan layang (Decapterus spp) dan ikan Bandeng (Chanos-chanos).
- Alat dan bahan yang harus disediakan adalah pendil atau paso, daun pisang kering dan garam sebanyak 20 – 30% dari berat ikan. Gunakan garam yang kemurniannya tinggi kemudian ikan dicuci bersih setelah dibuang isi perut dan insangnya lalu ditaburi garam secukupnya.
-Perlakuan untuk cara ini, ikan dimasukkan kedalam pendil diatur berlapis-lapis serapat mungkin. Di antara lapisan diberikan garam,setelah pendil/paso penuh ikan ditambahkan air sampai ikan terendam. Pendil/paso dipanaskan diatas api sampai ikannya masak, yaitu apabila daging dekat ekor dan kepala susah retak-retak, air yang tersisa dikeluarkan. Setelah selesai pendil dibingkus dengan daun jati kemudian diikat supaya tidak pecah selama penyimpanan dan pengangkutan. Pindang bisa tahan sampai 3 bulan dan biasanya pemindangan dilakukan terhadap ikan layang (Decapterus spp) dan ikan Bandeng (Chanos-chanos).
B.Cara
Muncar
-Caranya
beda dengan bawean adalah dalam acara pemasakan yaitu tidak direbus tetapi
dikukus diatas tungku khusus,sedangkan tempat yang dipakai bukan pendil/paso
tanah, tetapi loko yaitu semacam ayakan dari bambu. Pada pemindangan cara ini
harus disediakan loko, peti pemasakan, tungku khusus serta belanga atau wajan
besar.
- Ikan dicuci bersih,di mana isi perut dan insangnya tidak dibuang, kemudian ikan yang sudah bersih direndam dalam air garam jernih (lk. 25%) selama 15 – 30 menit
- Kemudian ikan diatur/dijajar di atas loko sampai penuh dan ditiriskan ditempat teduh sampai kering. Loko/ayakan bambu dimasukkkan ke dalam peti pemasakan sampai penuh,air dimasak dalam belanga sampai mendidih kemudian peti yang berisi loko/ikan diletakkan diatas belanga sehingga uap air menghembus ikan diatasnya.
- Setiap 15 menit loko/ayakan bambu yang berisi ikan dibagian teratas dipindahkan ke bagian terbawah dan loko-loko lainnya digeser ke rak atasnya. Ikan sekali-kali dibalik supaya masak merata. Ikan akan masak bila dikukus selam + 1 jam, setelah masak ikan bersama lokonya disimpan dalam rak-rak bambu di tempat yang teduh, dibiarkan semalam sehingga kulit ikan menjadi kering dan mengkilap dan pindang ini bertahan selama 7 – 15 hari.
- Ikan dicuci bersih,di mana isi perut dan insangnya tidak dibuang, kemudian ikan yang sudah bersih direndam dalam air garam jernih (lk. 25%) selama 15 – 30 menit
- Kemudian ikan diatur/dijajar di atas loko sampai penuh dan ditiriskan ditempat teduh sampai kering. Loko/ayakan bambu dimasukkkan ke dalam peti pemasakan sampai penuh,air dimasak dalam belanga sampai mendidih kemudian peti yang berisi loko/ikan diletakkan diatas belanga sehingga uap air menghembus ikan diatasnya.
- Setiap 15 menit loko/ayakan bambu yang berisi ikan dibagian teratas dipindahkan ke bagian terbawah dan loko-loko lainnya digeser ke rak atasnya. Ikan sekali-kali dibalik supaya masak merata. Ikan akan masak bila dikukus selam + 1 jam, setelah masak ikan bersama lokonya disimpan dalam rak-rak bambu di tempat yang teduh, dibiarkan semalam sehingga kulit ikan menjadi kering dan mengkilap dan pindang ini bertahan selama 7 – 15 hari.
C.
Pemindangan Gaya Baru
- Alat dan
bahan yang harus disediakan adalah besek bambu, merang atau daun pisang kering
dan garam sebanyak 20 – 50% dari berat ikan. Ikan yang telah dicuci bersih,
dilumuri denagn garam dan diatur berlapis-lapis dalam besek yang alasnya sudah
diberi merang atau daun pisang kering.
- Di atas lapisan merang dan di antara lapisan-lapisan ikan diberi garam, ikan dalam besek dibiarkan selama 1 – 3 jam supaya garam meresap ke dalam daging ikan. Kemudian besek dimasukkan ke dalam belanga yang berisi larutan garam yang mendidih. Setelah + 45 menit besek diangkat dan ditiriskan lalu disimpan. Cara dibandingkan dengan cara Bawea dan Muncar lebih bersih, lebih sedap dan dagingnya lebih padat. Pindang ikan bias tahan sampai 3 bulan.
- Di atas lapisan merang dan di antara lapisan-lapisan ikan diberi garam, ikan dalam besek dibiarkan selama 1 – 3 jam supaya garam meresap ke dalam daging ikan. Kemudian besek dimasukkan ke dalam belanga yang berisi larutan garam yang mendidih. Setelah + 45 menit besek diangkat dan ditiriskan lalu disimpan. Cara dibandingkan dengan cara Bawea dan Muncar lebih bersih, lebih sedap dan dagingnya lebih padat. Pindang ikan bias tahan sampai 3 bulan.
Dilihat dari
daya awet ikan pindang masih memungkinkan dipasarkan lebih luas dengan
jangkuan yang lebih jauh dibandingkan dengan ikan segar.
Untuk distribusi ikan segar diperlukan cara-cara penanganan khusus dan tersedianya fasilitas pendinginan yang sekarang ini dirasakan masih kurang dan sulit didapat. Pada pemindangan cara pengolahannya maupun fasilitas yang digunakan cukup sederhana, sehingga para nelayan/petani ataupun pihak lain yang berminat dapat melakukannya. Hal inipun akan dapat lebih memperluas kesempatan kerja.
Untuk distribusi ikan segar diperlukan cara-cara penanganan khusus dan tersedianya fasilitas pendinginan yang sekarang ini dirasakan masih kurang dan sulit didapat. Pada pemindangan cara pengolahannya maupun fasilitas yang digunakan cukup sederhana, sehingga para nelayan/petani ataupun pihak lain yang berminat dapat melakukannya. Hal inipun akan dapat lebih memperluas kesempatan kerja.
IV.Cara
Membuat Ikan Pindang
1.Pindang
Bawean
Bahan-bahan
:
Peralatan :
- Pendil
- Tungku pemanas
- Tungku pemanas
Tahapan
Pengolahan :
- Ikan
dicuci bersih,usahakan pada air yang mengalir
- Sediakan garam sebanyak 2 – 3 kg untuk setiap 10 kg ikan
- Dasar pendil bagian dalam dilapisi dengan merang atau daun kering lalu ditaburi garam secukupnya
- Masukkan ikan yang telah dicampur dengan garam ke dalam pendil, tapi sisakan garam ( sebagian kecil) untuk perebusan yang kedua
- Kemudian pendil diairi secukupnya hingga ikan dalam pendil terbenam oleh air, terus ditutup bagian atas diberi pemberat
- Selanjutnya pendil dipanaskan diatas tungku pemanas selama 4 – 6 jam
- Setelah selesai perebusan air yang tersisa harus dikeluarkan dan air tersisa tersebut dapat digunakan untuk pembuatan petis
- Kemudian garam yang disisakan tadi, taburkan ke atas lapisan teratas dari ikan dalam pendil yang telah direbus lalu diairi sedikit dan direbus kembali pada tungku pemanas yang apinya kecil selama kurang lebih + 30 menit
- Setelah selesai pemanas yang kedua, simpan pendil-pendil tersebut di tempat yang terlindung dan bersih serta berventilasi udara yang cukup untuk kemudian dipasarkan
- Sediakan garam sebanyak 2 – 3 kg untuk setiap 10 kg ikan
- Dasar pendil bagian dalam dilapisi dengan merang atau daun kering lalu ditaburi garam secukupnya
- Masukkan ikan yang telah dicampur dengan garam ke dalam pendil, tapi sisakan garam ( sebagian kecil) untuk perebusan yang kedua
- Kemudian pendil diairi secukupnya hingga ikan dalam pendil terbenam oleh air, terus ditutup bagian atas diberi pemberat
- Selanjutnya pendil dipanaskan diatas tungku pemanas selama 4 – 6 jam
- Setelah selesai perebusan air yang tersisa harus dikeluarkan dan air tersisa tersebut dapat digunakan untuk pembuatan petis
- Kemudian garam yang disisakan tadi, taburkan ke atas lapisan teratas dari ikan dalam pendil yang telah direbus lalu diairi sedikit dan direbus kembali pada tungku pemanas yang apinya kecil selama kurang lebih + 30 menit
- Setelah selesai pemanas yang kedua, simpan pendil-pendil tersebut di tempat yang terlindung dan bersih serta berventilasi udara yang cukup untuk kemudian dipasarkan
2. Pindang
Muncar
Bahan-bahan :
- Ikan
lemuru
- Garam yang dihancurkan/ditumbuk
- Garam yang dihancurkan/ditumbuk
Tahapan
Pengolahan :
- Ikan
dicuci sampai bersih, buat larutan garam + 2,5%. Caranya garam sebanyak 25 kg
dilarutkan kedalam 100 liter air lalu rendam ikan yang telah dicuci kedalam
larutan garam 25% selama 20 – 30 menit.
- Susunlah ikan-ikan kedalam loko lalu ditiriskan sebentar kemudian loko disusun di dalam peti pemasak
- Wajan/paso yang berisi air bersih di panaskan di atas tungku pemanas sampai airnya mendidih
- Masukan peti pemasakan yang telah berisis loko kedalam wajan yang berisi air telah mendidih
- Setiap 15 menit sekali, setiap loko yang teratas dari peti pemasak harus dipindahkan kelapisan/bagian bawah
- Lamanya pemanasan/perebusan + 1 jam
- Setelah pemasakan selesai loko-loko yang berisi ikan tersebut disimpan di tempat yang terlindung dan bersih selama 1 malam agar kulit ikan menjadi kering dan mengkilap
- Sebelum dipanaskan susunlah loko-loko lalu diikat menjadi satu ikatan baru kemudian dibungkus dan siap dipasarkan
- Susunlah ikan-ikan kedalam loko lalu ditiriskan sebentar kemudian loko disusun di dalam peti pemasak
- Wajan/paso yang berisi air bersih di panaskan di atas tungku pemanas sampai airnya mendidih
- Masukan peti pemasakan yang telah berisis loko kedalam wajan yang berisi air telah mendidih
- Setiap 15 menit sekali, setiap loko yang teratas dari peti pemasak harus dipindahkan kelapisan/bagian bawah
- Lamanya pemanasan/perebusan + 1 jam
- Setelah pemasakan selesai loko-loko yang berisi ikan tersebut disimpan di tempat yang terlindung dan bersih selama 1 malam agar kulit ikan menjadi kering dan mengkilap
- Sebelum dipanaskan susunlah loko-loko lalu diikat menjadi satu ikatan baru kemudian dibungkus dan siap dipasarkan
3.Pindang
Gaya Baru
Bahan-bahan
:
Peralatan :
- Besek
bambou,merang atau daun pisang yang telah kering
- Periuk/belanga
- Wajan/paso/badeng besar dengan garis tengah + 75 cm
- Peti pemasakan dari kayu
- Loko dengan ukuran 50 x 100 cm terbuat dari anyaman bamboo yang diberi bingkai
- Periuk/belanga
- Wajan/paso/badeng besar dengan garis tengah + 75 cm
- Peti pemasakan dari kayu
- Loko dengan ukuran 50 x 100 cm terbuat dari anyaman bamboo yang diberi bingkai
Tahapan
Pengolahan :
- Ikan
dibuang insang dan isi perutnya kemudian dicuci dengan air bersih lalu
ditiriskan
- Lapisi besek bagian dalam dengan merang atau daun pisang yang telah kering
- Susunlah ikan bersama garam kedalam besek lalu dibiarkan besek tersebut selama ½ – 3 jam
- Belanga/periuk diisi garam dan air lalu dipanaskan distas tungku pemanas sampai mendidih, sehingga terjadi larutan garam jenuh yang mendidih. Maksud dari larutan garam jenuh yaitu apabila pada larutan garam yang mendidih bagian bawah atau dasar dari belanga terlihat ada endapan garam.
- Kemudian masukkan besek yang telah berisi larutan garam jenuh yang mendidih tadi selama 45 menit, setelah periuk/belanga yang diisi besek mendidih kembali, barulah besek-besek tersebut diangkat dari dalam periuk/belanga.
- Lalu besek-besek tersebut ditiriskan
- Sebelum dipasarkan/ dibawa kepasaran,simpan besek-besek tersebut di tempat yang terlindung dan bersih.
- Lapisi besek bagian dalam dengan merang atau daun pisang yang telah kering
- Susunlah ikan bersama garam kedalam besek lalu dibiarkan besek tersebut selama ½ – 3 jam
- Belanga/periuk diisi garam dan air lalu dipanaskan distas tungku pemanas sampai mendidih, sehingga terjadi larutan garam jenuh yang mendidih. Maksud dari larutan garam jenuh yaitu apabila pada larutan garam yang mendidih bagian bawah atau dasar dari belanga terlihat ada endapan garam.
- Kemudian masukkan besek yang telah berisi larutan garam jenuh yang mendidih tadi selama 45 menit, setelah periuk/belanga yang diisi besek mendidih kembali, barulah besek-besek tersebut diangkat dari dalam periuk/belanga.
- Lalu besek-besek tersebut ditiriskan
- Sebelum dipasarkan/ dibawa kepasaran,simpan besek-besek tersebut di tempat yang terlindung dan bersih.
4.Pindang
Cue
Bahan-bahan
:
- Ikan
tongkol ukuran besar, sedang dan kecil
- Garam yang sudah ditumbuk
- Garam yang sudah ditumbuk
Tahapan
Pengolahan :
- Ikan
dicuci sampai bersih : untuk yang berukuran besar ikan dipotong menjadi 3
potongan atau 4 potongan umumnya disesuaikan dengan kebiasaan daerah setempat
- Lapisi bagian dasar dari paso/badeng dengan anyaman bamboo
- Taburkan garam setebal 2 – 3 cm pada bagian bawah/dasar dari paso tersebut
- Kemudian susunlah ikan kedalam paso tadi dengan susunan garam-ikan-garam di mana lapisan yang paing atas adalah garam
- Lalu paso yang telah berisi ikan dan garam tersebut diairi secukupnya, sehingga ikan dan garam dalam paso tersebut terendam air
- Selanjutnya dipanaskan/direbus pakai tungku pemanas, lamanya perebusan 3 4 jam dan selama perebusan sebagian air dibuang
- Setelah selesai perebusan kemudian bagian atas dari paso ditutup dengan kertas atau daun waru lalu di atasnya ditutup dengan garam, kemudian paso/badeng ditutup dengan tampah dan terus diikat dengan kuat
- Sebelum dipasarkan simpanlah paso/badeng yang berisi ikan di tempat yang terlindung dengan ventilasi udara yang baik.
- Lapisi bagian dasar dari paso/badeng dengan anyaman bamboo
- Taburkan garam setebal 2 – 3 cm pada bagian bawah/dasar dari paso tersebut
- Kemudian susunlah ikan kedalam paso tadi dengan susunan garam-ikan-garam di mana lapisan yang paing atas adalah garam
- Lalu paso yang telah berisi ikan dan garam tersebut diairi secukupnya, sehingga ikan dan garam dalam paso tersebut terendam air
- Selanjutnya dipanaskan/direbus pakai tungku pemanas, lamanya perebusan 3 4 jam dan selama perebusan sebagian air dibuang
- Setelah selesai perebusan kemudian bagian atas dari paso ditutup dengan kertas atau daun waru lalu di atasnya ditutup dengan garam, kemudian paso/badeng ditutup dengan tampah dan terus diikat dengan kuat
- Sebelum dipasarkan simpanlah paso/badeng yang berisi ikan di tempat yang terlindung dengan ventilasi udara yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar